Beberapa bulan belakangan ini, istilah ARA dan ARB menjadi perbincangan hangat masyarakat di Indonesia setelah saham bukalapak dipasarkan di pasar modal. Istilah ARB adalah singkatan dari Auto Rejection Bawah dan ARA adalah Auto Rejection Atas.
Istilah keduanya ramai diperbincangkan pasalnya di akhir pekan yang lalu, saham BUKA meningkat sampai 24,71% dari semua 850 rupiah menjadi 1.060 rupiah per saham sehingga BEI atau Bursa Efek Indonesia harus menetapkan ARA.
Di hari pertama, transaksi saham bukalapak sudah mencapai 4293 kali dan dengan nilai transaksi sebesar 555,59 miliar rupiah dari 524 juta saham yang diperdagangkan.
Lantas Apa Maksud Dari ARA Dan ARB?
Penggunaan Istilah ARA dan ARB ini berkaitan dengan sifat saham yang naik turun atau fluktuatif. Dan terkadang, saham perusahaan tertentu akan mengalami yang namanya ARA atau Auto Rejection Atas. Tapi esok hari, saham berganti statusnya menjadi ARB atau Auto Rejection Bawah. Dengan naik turunnya nilai saham ini membuat banyak trader saham akhirnya kelimpungan.
BEI sudah menentukan batasan dari ARA ini. Besaran ARA sangat bergantung pada harga patokan saham yang dimasukkan anggota bursa ke dalam sistem HATS Next-G. Jadi untuk harga acuan atau patokan ini mulai dari 50 rupiah hingga 200 rupiah. ARA akan terjadi jika kenaikan harga saham berada di atas 35%, harga 200 hingga 5000 sebesar 25% dan untuk harga di atas 5 ribu 20%.
Sedangkan ARB kebalikan dari ARA itu sendiri jadi batasan maksimum penurunan dari harga saham yang terjadi dalam sehari. Harga saham dapat turun dengan tidak terkendali apabila tidak ada order atau pesanan di antrian bid saham sedangkan aksi jual terus terjadi.
Awalnya, batas ARB adalah 20 hingga 35 persen. Tapi karena pandemic ini, harga saham akhirnya dikoreksi besar-besaran oleh BEI sehingga ketentuan sebelumnya diubah dari 10% hingga akhirnya 7%.
Kristian Sihar Manullang yang merupakan Direktur Pengawasan Transaksi Dan Kepatuhan BEI mengatakan bahwasanya batasan dari ARA dan ARB ini sangat bergantung pada harga penutupan sebelumnya. Jadi itu semua akan tergantung dari harga penutupan. Karena bisa saja angkanya di auto reject bawah dan auto reject atas.
Atas turun dan naiknya saham bukalapak ini, investor ritel menyerbu aplikasi bukalapak kemudian mengatakan kesalahan yang terjadi atas turunnya saham di bukalapak melalui kolom komentar.
Bahkan banyak dari investor bukalapak akhirnya memberikan bintang 1 pada aplikasi bukalapak ini. Ada yang memberikan bintang 1 dikarenakan kendala aplikasi dan ada pula yang memberikannya sebab turunnya saham di bukalapak sehingga membuat para investor kecewa. Apalagi saham di bukalapak turun sampai ke batas paling bawah saat ini.